Rabu, 20 April 2016
KEISTIMEWAAN BULAN RAJAB
KEISTIMEWAAN BULAN RAJAB
Ibnu Katsir menerangkan dalam Tafsir Al Qur’an Al
‘Adhim bahwa Rajab berasal dari tarjib yang artinya menghormat. Dari namanya
saja, Rajab adalah bulan yang layak dihormati dan dimuliakan.
1. Bulan Haram
Terdapat 4 (empat) bulan haram yang dikenal tradisi
Islam, ketiganya secara berurutan adalah: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan
satunya adalah bulan Rajab. Beberapa alasan kenapa bulan-bulan tersebut
dinamakan bulan haram adalah :
- Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
- Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan. (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36)
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan dari empat
bulan haram (arba’atun hurum). Karenanya bulan Rajab menjadi istimewa
dibandingkan bulan-bulan lainnya.
“Sesungguhnya
bilangan bulan di sisi Allah itu ada 12 bulan. Seluruhnya dalam ketetapan Allah
di hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara (12 bulan) itu terdapat
empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu
menzalimi dirimu dalam bulan yang empat itu…” (QS. At Taubah : 36)
Ketika menjelaskan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan
bahwa sanksi berbuat dosa di bulan-bulan haram jauh lebih berat dibandingkan
bulan-bulan lainnya, selain bulan suci Ramadhan. Sebaliknya, amal shalih di
bulan-bulan haram pahalanya lebih besar dibandingkan di bulan lainnya, kecuali
Ramadhan.
Sesungguhnya
mengerjakan perbuatan zalim di bulan-bulan haram, maka dosa dan sanksinya jauh
lebih besar dibandingkan melakukan perbuatan zalim di bulan-bulan lainnya,”
kata Ibnu Abbas yang dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
“Amal
shalih di bulan haram pahalanya lebih besar, dan kezaliman di bulan ini dosanya
juga lebih besar dibanding di bulan-bulan lainnya, kendati kezaliman di setiap
keadaan tetap besar dosanya.”
Meskipun
diterangkan amal shalih di bulan Rajab lebih besar pahalanya, tidak ada amal
khusus di bulan Rajab ini. Baik berupa mandi awal Rajab, shalat malam maupun
puasa yang dikhususkan pada tanggal-tanggal tertentu.
2.
Bulan
yang Dekat dengan Ramadhan
Rajab
adalah bulan yang dekat dengan bulan Ramadhan. Antara Rajab dan Ramadhan hanya
dipisahkan dengan Sya’ban. Di antara kebiasaan para ulama, mereka menyiapkan
diri menyambut bulan Ramadhan sejak bulan Rajab. Hal ini bisa dilihat dari doa
yang sangat populer:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban,
serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan”
Doa
itu juga tercantum dalam riwayat Al-Baihaqi dan Thabrani, Namun, ada juga doa sejenis dengan matan berbeda
dalam riwayat Ahmad.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ
“Ya Allah
berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta berkahilah kami dalam bulan
Ramadhan” (HR.
Ahmad)
Jika
sebuah hadits diketahui dhaif, tidak boleh diyakini sebagai sabda Rasulullah.
Namun, boleh saja berdoa dengan doa dalam berbagai bahasa. Dan banyak ulama
yang membaca doa tersebut. Sebagai permohonan kepada Allah agar diberkahi di
bulan Rajab, Sya’ban dan dipertemukan dengan bulan Ramadhan.
3.
Bulan
Isra’ Mi’raj
Kendati
masih diperselisihkan oleh sejumlah ulama, termasuk Syaikh Shafiyurrahman Al
Mubarakfury dalam Ar Rahiqul Makhtum, 27 Rajab diyakini sebagai tanggal
terjadinya Isra’ Mi’raj, terutama oleh para ulama di Indonesia. Isra’ Mi’raj
adalah perjalanan luar biasa yang melalui peristiwa itu Rasulullah mendapatkan
perintah shalat lima waktu. Jika perintah yang lain diturunkan kepada
Rasulullah melalui malaikat Jibril, khusus untuk shalat lima waktu ini,
Rasulullah ‘dipanggil’ langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka
sepatutnya, di bulan Rajab ini kita memperbaiki kualitas shalat kita dan
setelah itu kita memperbaiki kualitas jiwa dengan puasa wajib di bulan
Ramadhan.
Keutamaan Puasa Rajab
Hadis-hadis
Nabi yang menganjurkan atau memerintahkan berpuasa dalam bulan- bulan haram
(Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab) itu cukup menjadi hujjah atau
landasan mengenai keutamaan puasa di bulan Rajab.
Diriwayatkan
dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan
haram." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya adalah
riwayat al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah):
"Usamah berkata pada Nabi Muhammad Saw, “Wahai Rasulallah, saya tak
melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan
Sya'ban. Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan
yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"
Menurut
as-Syaukani dalam Nailul Authar, dalam bahasan puasa sunnah, ungkapan Nabi,
"Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan
kebanyakan orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga
disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.
Keutamaan
berpuasa pada bulan haram juga diriwayatkan dalam hadis sahih imam Muslim.
Bahkan berpuasa di dalam bulan-bulan mulia ini disebut Rasulullah sebagai puasa
yang paling utama setelah puasa Ramadan. Nabi bersabda : “Seutama-utama puasa
setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa'dah,
Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).
Al-Ghazali
dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih kuat
jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama
ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu. Terkait siklus
bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah
di samping dzulhijjah, muharram dan sya’ban. Rajab juga terkategori al-asyhur
al-hurum di samping dzulqa’dah, dzul hijjah, dan muharram.
Disebutkan
dalam Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah
Ramadan adalah bulan- bulan haram yaitu dzulqa’dah, dzul hijjah, rajab dan
muharram. Di antara keempat bulan itu yang paling utama untuk puasa adalah
bulan al-muharram, kemudian Sya’ban. Namun menurut Syaikh Al-Rayani, bulan
puasa yang utama setelah al-Muharram adalah Rajab.
Terkait
hukum puasa dan ibadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan, telah jelas dan
shahih riwayat bahwa Rasul SAW menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan
haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada
pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak ada satu kekuatan
untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab” (Syarh Nawawi
‘ala Shahih Muslim).
Keistimewaan Bulan Rajab
Berikut
beberapa hadis yang menerangkan keutamaan dan kekhususan puasa bulan Rajab:
1. Diriwayatkan
bahwa apabila Rasulullah SAW memasuki bulan Rajab beliau berdo’a:“Ya, Allah
berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya’ban, dan sampaikanlah kami
kepada bulan Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).
2. "Barang
siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia puasa selama sebulan,
bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8
hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari maka
digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan."
3. Riwayat
al-Thabarani dari Sa'id bin Rasyid: “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan
Rajab, maka ia laksana berpuasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah
untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8
pintu surga, bila puasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua
permintaannya....."
4. "Sesungguhnya
di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu
dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab,
maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut".
5. Riwayat
(secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Rajab
itu bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku."
6. Sabda
Rasulullah SAW lagi : “Pada malam mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang
airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari
minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakan
sungai ini ?”Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk
orang yang membaca salawat untuk engkau di bulan Rajab ini”.
Wallahu
a’lam bish shawab.
Langganan:
Postingan (Atom)